JAKARTA Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Saleh Abdurrahman mengimbau agar kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi atau dengan Ron yang lebih tinggi, seperti Ron 92 atau Pertamax.. Menurutnya, kendaraan LCGC merupakan kendaraan ramah lingkungan, sehingga harus menyesuaikan dengan BBM-nya.
Sementaraperusahaan migas asal negara tetangga Petronas di semester I-2022 ini mencatatkan keuntungan RM48,6 miliar atau jika dikonversi ke mata uang Indonesia, jumlahnya setara dengan Rp161,78 triliun. Petronas mendapat laba tinggi karena memproduksi sendiri bahan bakar minyaknya berbeda dengan BUMN PT Pertamina yang masih mengimpor BBM.
TRIBUNSTYLECOM - Pertamina berencana bakal hapus bakar minyak (BBM) Premium dan Pertalite dari pasaran.. Hal ini tentu membuat para pengendara kendaraan motor harus bersiap-siap merogoh kocek lebih dalam. Pasalnya, jika rencana itu terwujud, maka Pertamina hanya akan menyediakan Pertamax.
Otomotif Ilustrasi bahan bakar minyak ( BBM) 1. Octane Booster dan Cetane Improver. "Bahan bakar nafta sebagai bahan mentah harus diubah sampai mengandung unsur oktan atau cetane agar bisa terbakar sempurna di ruang mesin," ujar Tri. Menurut Tri, zat aditif oktan atau cetane diperlukan karena rancangan mesin kendaraan mengandalkan kompresi
BerdasarkanPeraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015 tentang tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No. 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, Program B20 mulai diberlakukan sejak Januari 2016. 10.TRIBUNWOWCOM - Simak cara daftar di aplikasi My Pertamina sebagai syarat untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi seperti Pertalite dan Solar. Seperti diketahui, pemerintah akan melakukan pembatasan terhadap penggunaan BBM bersubsidi mulai Jumat, 1 Juli 2022.. Dikutip dari Tribunnews.com, pemilik kendaraan dapat mendaftarkan kendaraannya melalui aplikasi MyPertamina atau melalui .